Belajar Saham Medan – Contoh Analisis Teknikal Saham, Analisis teknikal saham adalah salah satu cara yang sering digunakan investor dan trader untuk memahami pergerakan harga di pasar.
Dengan memperhatikan pola grafik, tren, dan indikator tertentu, kita bisa mencoba memprediksi arah harga saham ke depannya.
Jangan khawatir jika kamu masih pemula—analisis ini bisa dipelajari siapa saja! Yuk, kita bahas langkah-langkah dan contoh sederhana untuk memahami analisis teknikal saham dengan lebih mudah!
Pada Analisis Teknikal Saham kita akan meng-implementasikan pada Chart Saham, BBCA:
Contoh Analisis Teknikal Saham, #1 Market Structure

Market structure adalah salah satu konsep penting dalam analisis teknikal yang membantu memahami pola pergerakan harga saham berdasarkan tren pasar.
Biasanya, market structure terbagi menjadi tiga jenis: uptrend (tren naik), downtrend (tren turun), dan sideways (bergerak mendatar).
Setiap jenis tren memiliki karakteristik yang bisa digunakan untuk memprediksi potensi arah harga saham di masa depan.
Misalnya, dalam tren naik (uptrend), harga saham cenderung membentuk pola higher highs dan higher lows. Ini menunjukkan bahwa pasar sedang dalam fase bullish, dan peluang untuk membeli mungkin lebih baik ketika harga terkoreksi ke titik support.
Sebaliknya, dalam tren turun (downtrend), harga cenderung membentuk lower highs dan lower lows, menandakan pasar sedang bearish. Sementara itu, pergerakan sideways biasanya menunjukkan harga bergerak di antara level support dan resistance tertentu tanpa arah tren yang jelas.
Sebagai contoh, Pada Gambar diatas, menunjukkan pola uptrend, trader mungkin akan mencari peluang beli saat harga terkoreksi di sekitar support.
Namun, jika terlihat pola downtrend, trader mungkin akan lebih memilih untuk menunggu sampai harga stabil atau berbalik arah sebelum masuk ke pasar.
Dengan memahami market structure, kita bisa lebih waspada dan siap menghadapi berbagai kemungkinan pergerakan harga di pasar saham.
Contoh Analisis Teknikal Saham, #2 Support dan Resistance

Support dan resistance adalah dua konsep dasar dalam analisis teknikal yang digunakan untuk mengidentifikasi level harga penting dalam pergerakan saham.
Support adalah level harga di mana tekanan beli cenderung cukup kuat untuk mencegah harga turun lebih jauh. Sebaliknya, resistance adalah level harga di mana tekanan jual biasanya cukup besar untuk menghentikan kenaikan harga lebih lanjut.
Memahami kedua level ini sangat membantu dalam menentukan kapan waktu terbaik untuk membeli atau menjual saham.
Misalnya, Pada Chart Saham BBCA Diatas, bergerak di kisaran harga Rp8.700-9000 sebagai support dan Rp10.000 – 11.000 sebagai resistance, trader dapat mempertimbangkan untuk membeli saham ketika harga mendekati level support, dengan asumsi harga akan kembali naik.
Sebaliknya, jika harga mendekati resistance, trader mungkin akan bersiap untuk menjual saham dengan harapan harga akan kembali turun dari level tersebut.
Namun, penting untuk memperhatikan apakah harga berhasil menembus support atau resistance.
Jika harga menembus level resistance dengan volume perdagangan yang tinggi, ini bisa menjadi sinyal bullish bahwa harga berpotensi naik lebih tinggi.
Sebaliknya, jika harga turun di bawah level support, hal ini bisa menjadi sinyal bearish bahwa harga kemungkinan besar akan terus menurun.
Dengan memanfaatkan konsep support dan resistance, investor dan trader bisa membuat keputusan yang lebih terinformasi dalam menghadapi volatilitas pasar saham.
Contoh Analisis Teknikal Saham, #3 Rally Base Rally

Pada saham BBCA, misalkan level support berada di kisaran harga Rp8.700 – Rp9.000, dan level resistance di Rp10.000 – Rp11.000.
Pola Rally Base Rally (RBR) dapat membantu trader mengidentifikasi potensi kelanjutan tren bullish saham ini.
Contohnya, jika saham BBCA naik dari Rp8.700 ke Rp9.000 (rally pertama), kemudian mulai bergerak mendatar atau konsolidasi di sekitar level tersebut (base), ini bisa menjadi sinyal bahwa saham sedang membentuk dasar untuk rally selanjutnya.
Dalam kondisi seperti ini, trader dapat mempertimbangkan untuk membeli saham BBCA saat harga berada di sekitar base, sambil memperhatikan apakah harga bertahan di atas support Rp8.700.
Memahami pola RBR dalam saham BBCA dapat membantu investor dan trader mengambil keputusan yang lebih terinformasi dan strategis.
Contoh Analisis Teknikal Saham, #4 Demand OB (Order Block)

Demand Order Block (OB) adalah area di grafik harga di mana terdapat akumulasi pesanan beli yang signifikan, sering kali menunjukkan zona support yang kuat.
Dalam analisis teknikal, area demand OB menunjukkan tempat di mana pelaku pasar besar, seperti institusi atau bank, kemungkinan melakukan pembelian besar-besaran. Jika harga kembali ke area ini, biasanya ada potensi harga memantul dan melanjutkan tren naik.
Baca: Apa Itu Demand OB? Pada Pergerakan Harga
Jika harga BBCA kembali ke area demand OB ini di masa depan, trader dapat mengawasi apakah harga bertahan di area tersebut dan mulai menunjukkan sinyal bullish seperti candle reversal atau peningkatan volume pembelian.
Dengan mengidentifikasi demand OB secara tepat, trader dapat menentukan level masuk yang lebih optimal serta memperkirakan potensi pergerakan harga saham BBCA dengan lebih akurat.
Baca: 10+ Candlestick Konfirmasi Bullish
Contoh Analisis Teknikal Saham, #5 Supply OB (Order Block)

Supply Order Block (OB) adalah area pada grafik harga yang menunjukkan adanya akumulasi pesanan jual yang signifikan, biasanya menandakan zona resistance yang kuat.
Dalam analisis teknikal, area supply OB sering kali terbentuk setelah lonjakan harga diikuti oleh konsolidasi singkat dan kemudian penurunan tajam.
Area ini dapat berfungsi sebagai titik di mana harga kemungkinan besar akan menghadapi tekanan jual jika kembali ke zona tersebut.
Pada saham BBCA, supply OB dapat teridentifikasi ketika harga mengalami lonjakan ke atas, kemudian bergerak sideways untuk waktu singkat, dan akhirnya turun dengan volume besar.
Area konsolidasi sebelum penurunan inilah yang menjadi zona supply OB. Ketika harga kembali ke area tersebut, kemungkinan besar harga akan memantul turun akibat tekanan jual yang kuat.
Trader dapat memanfaatkan area supply OB ini untuk mencari peluang penjualan atau mengatur posisi take profit.
Jika harga menunjukkan pola candlestick bearish, seperti shooting star atau bearish engulfing, saat mendekati area supply, ini bisa menjadi sinyal tambahan untuk keluar dari pasar atau mengambil posisi jual.
Baca Juga: Candlestick Konfirmasi Bearish
Dengan memahami pola supply OB, trader dapat mengantisipasi potensi pembalikan harga dan mengelola risiko dengan lebih baik dalam perdagangan saham BBCA.
Baca Juga: Apa Itu Supply OB
Contoh Analisis Teknikal Saham, #6 Moving Avarage (50, 200)

Moving Average (MA50 & MA200) adalah alat yang ampuh dalam analisis teknikal saham untuk mengidentifikasi tren jangka menengah hingga panjang.
Golden Cross memberikan sinyal bullish, sedangkan Death Cross memberikan sinyal bearish. Contoh Pada gambar diatas.
Namun, penting untuk tidak hanya mengandalkan satu indikator, tetapi menggunakannya bersama dengan alat lain untuk pengambilan keputusan trading yang lebih akurat seperti: Relative Strength Index (RSI)
Baca: Apa Itu EMA 200?
Contoh Analisis Teknikal Saham, #7 Imbalance (Imb)

Imbalance adalah konsep penting dalam analisis teknikal untuk memahami bagaimana harga bergerak berdasarkan supply & demand.
Dengan mengidentifikasi area imbalance, trader bisa menentukan strategi entry dan exit dengan lebih baik.
Ketika harga bergerak cepat meninggalkan area imbalance, ada kemungkinan harga akan kembali untuk mengisi celah sebelum melanjutkan tren.
Trader menunggu harga kembali ke area tersebut sebelum mengambil posisi.
Ciri-ciri Candlestick Imbalance:
- Candlestick Besar & Cepat (Impulse Move)
- Fair Value Gap (FVG) pada Price Action
- Volume Tidak Seimbang
Baca Juga: Apa Itu Imbalance?
Contoh Analisis Teknikal Saham, #8 Chart Pattern

Chart pattern adalah pola harga yang membantu trader mengenali tren pasar. Pola ini terbagi menjadi continuation (melanjutkan tren) dan reversal (membalikkan tren).
Reversal Pattern Head & Shoulders: Tren naik berubah ke turun (H&S), tren turun berubah ke naik (Inverse H&S).
Double Top & Double Bottom: Wedge Pattern: Rising Wedge → bearish, Falling Wedge → bullish.
Baca Juga: Chart Pattern untuk Penjelasan Lebih detailnya.
Contoh Analisis Teknikal Saham, Kesimpulan
Analisis teknikal menyediakan berbagai metode untuk membaca pergerakan harga saham.
Tidak ada satu indikator yang sempurna, tetapi kombinasi beberapa metode dapat meningkatkan akurasi trading.
Moving Averages, RSI, Candlestick Patterns, dan Volume Analysis sering digunakan bersama untuk mendapatkan konfirmasi tren yang lebih kuat.
Gunakan analisis teknikal sesuai dengan gaya trading kamu (day trading, swing trading, atau investasi jangka panjang) dan selalu perhatikan manajemen risiko!